Kali ini saya mau berbagi cerita dan pengalaman tentang pengobatan tradisional yaitu klinik Cik Man yang berlokasi di Kota Kemuning, Shah Alam, Malaysia.
Klinik ini bernama pusat rawatan "Warisan Tradisional".
Alamat lengkapnya Jl Anggerik Dorotis BB 31/BB, Seksyen 31 Kota Kemuning 40460 Shah Alam Selangor Darul Ehsan, Malaysia.
Bulan Desember 2014 yang lalu saya bersama ibu membawa ayah untuk berobat kesana. Ayah saya menderita kanker stadium 3 dan menurut dokter di RS Jakarta harus dioperasi.
Karena tidak ingin melalui jalan operasi maka kami berniat mencoba jalan lain yaitu ke pengobatan alternatif/tradisional. Kebetulan ada keluarga yang keluhannya hampir sama dengan ayah saya dulu berobat ke klinik Cik Man ini dan sampai sekarang alhamdulillah sembuh. Karena kami tidak memiliki sanak saudara di Malaysia jadi untuk pengobatan ini kami memanfaatkan jasa calo yang ada disana. Calo ini sudah siap antar jemput bandara, mencarikan penginapan yang terdekat, dan siap mengantri untuk mendapat antrian awal. klinik Cik Man ini hampir setiap hari selalu dibanjiri oleh pasien yang sudah mengantri dari subuh. Untuk menggunakan jasa calo ini kami harus mengeluarkan biaya sekitar 3jt rupiah. Penginapan yang disiapkan sangat dekat dengan klinik, hanya perlu jalan kaki karena cuma berjarak 50 meter saja. Jadi penginapan ini seperti sebuah flat yang terdiri dari beberapa kamar dan terdapat ruang tv, ruang makan, kamar mandi, dan dapur bersama. Biaya untuk penginapan ini sekitar 300rb/malam/kamar (1 kamar 2 bed). Di sekitar penginapan dan klinik ini juga terdapat beberapa warung makanan dan minimarket, jadi tidak perlu khawatir.
Ruang TV Lorong antar kamar
Kamar tidur 2 kamar mandi
Dapur Kamar mandi
Ruang makan
Oia, saran saya sebelum membawa keluarga untuk berobat kesana pastikan dulu bahwa klinik Cik Man beroperasi dalam minggu itu melalui telpon. Karena biasanya jika hari senin Cik Man tidak masuk membuka praktek maka dalam satu minggu itu dia tidak akan beroperasi sama sekali. Cik Man biasanya tidak masuk praktek karena kurang fit atau sakit karena sering tidak makan seharian kalau sudah melayani ratusan pasien yang mengantri setiap harinya. Saya bersama orang tua saya waktu itu datang ke Malaysia hari Kamis, dan ternyata sesampainya disana Cik Man tidak praktek, jadi akhirnya kami harus menunggu sampai hari senin. Ternyata hari senin Cik Man juga belum masuk, hari selasanya baru Cik Man kembali membuka praktek melayani pasien.
suasana antrian
Antrian panjang pukul 7.30
Pasien yang datang dari berbagai daerah ini sudah mengantri dari sejak jam 4 pagi. Waktu saya kesana mayoritas pasien adalah orang Indonesia ada yang dari Kalimantan, Sulawesi, Bandung, dan Jakarta. Karena saya menggunakan jasa calo, maka si calo inilah yang mengantri dari jam 4 di depan klinik untuk memastikan agar dapat antrian terdepan nantinya. Sistemnya tidak pakai antrian ketika masuk ke klinik, tetapi siapa yang dulu datang dan mengantri maka dialah yang duluan dilayani nanti. Klinik ini buka sekitar pukul 07.30 pagi. Ketika klinik akan dibuka, pasien dan keluarga yang mengantarkan sudah antri panjang didepan pintu dengan tertib. Kemudian masuk satu persatu untuk registrasi, lalu dipersilahkan ke ruang tunggu. Pasien dibagi menjadi 2 yaitu pasien yang pertama kali berobat, dan pasien yang akan operasi (sudah pernah diperiksa). Pasien yang pertama kali berobat nanti ruang tunggunya ada di lantai 2, jangan sampai terlewatkan ketika nama pasien dipanggil karena harus mengantri lagi esok harinya. Keluarga yang mengantarkan pasien juga jangan terlalu ramai karena ruang yang sempit dan pasien lain yang menunggu juga banyak. Setelah dipanggil ke ruangan pemeriksaan, Cik Man hanya memegang pergelangan tangan pasien, dan selang beberapa detik saja beliau langsung bisa mengetahui penyakit yang diderita pasien tanpa diberitahu sebelumnya. Menurut Cik Man, ayah saya sudah menderita kanker stadium 4 berbeda dengan diagnosa dokter di Jakarta. Sudah sangat parah dan harus segera di operasi oleh Cik Man. Operasi di klinik Cik Man ini sangat unik dan berbeda dari operasi di rumah sakit. Operasinya tanpa menggunakan bius, tanpa rasa sakit, tanpa waktu yang lama, dan pasien langsung bisa pulang setelah dioperasi. Menurut pengakuan beberapa pasien lainnya yang pernah mendengar atau melihat sendiri pasien yang telah dioperasi disini memang sulit dipercaya. Ada pasien yang datang menggunakan kursi roda, setelah dioperasi pulangnya langsung bisa berjalan sendiri. Ada yang tadinya kepalanya tidak bisa menoleh ke kiri dan kanan, setelah dioperasi sekarang bisa menggerakkan kepalanya lagi. Dan ada yang pernah operasi jantung, dari rumah sakit Jakarta jantungnya sudah dipasang beberapa cincin dan saat dioperasi oleh Cik Man cincin-cincin dijantung itu dilepas semua dan pasiennya sembuh dan masih hidup hingga sekarang. Pengobatan di klinik ini tidak ada menggunakan ilmu gaib atau ilmu hitam, Cik Man murni menggunakan kemampuan lebih yang dimilikinya untuk mengobati orang dengan seizin dari Allah SWT.
Setelah diperiksa di ruang Cik Man, pasien diminta kembali lagi ke lantai 1 untuk membeli obat dan mengatur jadwal operasi. Tadinya saya ingin ayah saya langsung dioperasi hari itu juga karena kondisinya yang sudah sangat lemah, namun sayangnya jadwal operasi di klinik ini sudah penuh sekali bahkan ayah saya mendapat jadwal untuk operasi 4 bulan setelahnya yaitu di bulan April 2015. Agak kecewa rasanya harus menunggu terlalu lama sampai April untuk kembali lagi ke Malaysia membawa ayah saya. Demikian juga dengan pasien lainnya yang datang berobat pada hari itu juga mendapatkan jadwal operasi di bulan April. Untuk pembelian obat di lantai 1 akan dilayani oleh istri dari Cik Man yang dibantu 2 orang pegawainya. Untuk membeli obat diklinik ini harus merogoh kocek yang cukup besar, namun tergantung juga dari tingkat penyakitnya. Untuk membeli obat kanker ayah saya disini bisa menghabiskan ribuan ringgit (jutaan). Namun untuk biaya operasi disini lebih murah daripada biaya operasi di rumah sakit yang bisa menghabiskan puluhan sampai ratusan juta rupiah. Untuk operasi kanker di klinik ini kira-kira menghabiskan biaya operasi sekitar 1.5 - 3jt Rupiah saja.
Hasil dari menunggu dari hari kamis untuk berobat ke Cik Man akhirnya hanya didapatkan kekecewaan menunggu jadwal operasi yang lama. Keesokannya saya dan ayah ibu pulang kembali ke Indonesia dengan membawa obat-obatan yang dibeli dari klinik. Semoga saja nanti di bulan April ketika saya dan ayah saya datang lagi kesana benar-benar mendapatkan pelayanan operasi seperti yang sudah dijadwalkan. Aamiin...
Sekian sedikit cerita dan bagi pengalaman dari saya, mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca yang memiliki rencana membawa keluarga maupun kerabat untuk berobat kesana.