Bagi yang suka jalan-jalan atau traveling, berkunjung ke suatu daerah ataupun suatu negara yang belum pernah dikunjungi sebelumnya pasti punya pengalaman atau cerita berharga yang dibawa pulang. Kebetulan beberapa waktu yang lalu gw berkesempatan berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia selama 5 hari. Kali ini, salah satu hal yang menarik dan menjadi perhatian gw sewaktu berkunjung ke sana adalah mengenai sistem transportasi publiknya.
Ya..negara tetangga kita ini rupanya sudah jauh meninggalkan kita dalam soal sistem transportasi publik. Kedatangan gw ke Malaysia waktu itu menggunakan maskapai lokal yang diklaim sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik di dunia 6 tahun berturut-turut yaitu Airasia. Pesawat gw mendarat di Bandara Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) yang baru saja dibuka tahun 2013 lalu.
Bandaranya sangat modern dan elegan, desainnya keliatan simpel tapi futuristik, kalau menurut gw bisa menyaingi Changi airport di Singapura. Ini pertama kalinya gw menjejakkan kaki di bandara ini karena sebelumnya waktu mau ke Jepang sempat transit di Malaysia namun di bandara KLIA 1. Bandara ini katanya termasuk Eco-airport karena pembangunannya menggunakan material yang ramah lingkungan dan biayanya lebih rendah dari biaya yang dihabiskan untuk bandara sebelumnya yaitu KLIA. Sampai di Bandara tidak sulit untuk mencari pintu keluar bandara karena papan petunjuk arah sangat jelas dan membantu di sini. Tapi dari pintu masuk terminal menuju pintu keluar kita harus berjalan kaki cukup jauh sekitar kurang lebih 10 menit. Gw pikir bakal nyasar karena terlalu jauh jalannya ternyata nggak. Terminal kedatangannya memang masih sepi karena belum banyak toko-toko yang jualan dan sebagainya. Berbeda dengan terminal keberangkatan (perlepasan) yang sangat ramai seperti Mall. Dari counter check-in menuju ruang tunggu kita harus berjalan kaki cukup jauh melewati berbagai toko yang berjejer di sepanjang koridor.
Ilustrasi perspektif KLIA 2 (sumber: www.google.com)
Ilustrasi perspektif KLIA 2 (sumber: www.google.com)
Bagian dalam terminal bandara KLIA 2 (sumber: www.google.com)
Area counter check-in KLIA 2 (sumber: www.google.com)
Pintu masuk menuju bagian imigrasi KLIA 2 (sumber: www.google.com)
Dari bandara KLIA 2 gw hendak menuju KL Sentral yaitu pusat kota Kuala Lumpur. Dari bandara gw rencananya naik KLIA Express. Setelah melewati bagian imigrasi langsung disambut dengan loket pembelian tiket KLIA Express. KLIA Express ini rutenya hanya dari bandara KLIA 1- KLIA 2 - KL Sentral. Tiket keretanya gw beli dengan harga RM 35 untuk dewasa atau sekitar Rp. 126.000 (RM 1 = Rp.3600 waktu itu). Perjalanan dari KLIA 2 airport menuju KL Sentral adalah 28 menit. Kalau kita menggunakan Bus bisa sekitar 1-2 jam perjalanan.
Papan petunjuk (sumber: www.google.com)
Salah satu counter pembelian tiket KLIA Express (sumber: www.google.com)
Tiket KLIA Express (sumber: siranselhitam.wordpress.com)
Kereta KLIA Express (sumber: www.google.com)
Suasana di dalam KLIA Express (sumber: siranselhitam.wordpress.com)
Setibanya di KL Sentral, melewati ticketing gw udah ditunggu oleh abang gw yang datang duluan beberapa hari sebelumnya. Stasiun pemberhentian KLIA Express ini terintegrasi dengan sebuah Mall (lupa nama Mall-nya apa) jadi saat turun dari kereta dan kluar ticketing kita udah berada di dalam sebuah Mall. Jadi KL Sentral ini semacam Manggarainya KomuterLine atau Harmoninya busway Jakarta. Dari sini gw diajak abang gw ke Batu Caves yaitu objek wisata semacam kuil tempat ibadah umat Hindu. Dari KL Sentral kita gunakan transportasi KTM Komuter jadi seperti Commuter Linenya Jakarta. Keretanya bagus, bersih, nyaman ber-AC (bukan kipas angin) dan lebih modern interiornya. Harga tiketnya murah sekitar RM 1 - 2/orang.
KTM Komuter (sumber: www.google.com)
Kondisi dalam KTM Komuter (sumber: siranselhitam.wordpress.com)
Rute utama transportasi publik di Malaysia (sumber: www.google.com)
Setelah dari Batu Caves, karena sudah magrib kami berdua kembali pulang naik KTM menuju KL Sentral. Dari KL Sentral kami hendak pulang menuju Kota Kemuning di Selangor tempat kami menginap. Dari KL Sentral kami keluar dan menunggu Bus Rapid KL di halte yang letaknya di depan Mall KL Sentral itu. Tarif bus ini sekitar RM 4-5 / orang. Busnya nyaman ber-AC, tempat duduk juga nyaman banget, jadi malu kalo inget metromini atau kopaja di jakarta :v Kebetulan waktu itu sepi karna bukan hari kerja, karna kalau hari kerja busnya bakal penuh dengan penumpang yang berdiri. Naik bus menuju Kota Kemuning lumayan jauh ibarat dari Bogor ke Cengkareng tanpa macet. Dengan tempat duduk yang nyaman dan bus yang ber-AC gw bisa tidur nyenyak sampai di tujuan. Sampai di Kemuning, kami melanjutkan perjalanan lagi dengan Taxi, karna udah malam jadi nunggu bus agak lama. Kemuning ini adalah semacam daerah industri semacam Cikarang-Bekasi jadi tidak banyak bus yang menuju ke daerah ini kalau malam hari. Beda dengan Taxi, menurut gw Taxi di negara kita jauh lebih baik dari Taxi disini. Taxi disini jarang yang pake Argo jadi harus tawar menawar dengan sopirnya. Sopirnya rata-rata orang india pula. Standar kalau naik Taxi disini adalah RM 30-40.
Bus RapidKL (sumber: www.google.com)
Taxi di Kuala Lumpur (sumber: www.google.com)
Selain KTM Komuter, juga ada KL Monorail yang rutenya hampir sama dengan KTM Komuter. Monorail ini cuma 2 gerbong dan waktu kedatangan-keberangkatannya sangat cepat gak perlu nunggu lama. Dari atas monorail kita bisa liat pemandangan kota dari ketinggian karena jalur monorail ini memang lebih tinggi. Oia, tiket monorail ini bisa dibeli di loket pada setiap stasiun dan juga melalui vending machine. Bentuk tiketnya unik tidak berupa kartu atau kertas tapi koin plastik (token) yang harus ditap-in saat hendak masuk ke platform dan saat keluar stasiun koin ini dimasukkan lagi ke mesin ticketingnya.
Tiket berupa token (sumber: www.google.com)
KL Monorail (sumber: www.google.com)
Pengalaman yang cukup menarik bisa mencoba hampir semua jenis moda transportasi publik di Malaysia. Bukannya bermaksud menjelek-jelekkan transportasi di tanah air, tetapi dari negara tetangga kita ini, kita bisa mengambil pelajaran dan menjadikannya contoh untuk memperbaiki sistem transportasi publik di negara kita yang menurut gw masih jauh dari kenyamanan dan kemudahan. Semoga cerita singkat ini dapat bermanfaat.
Link di bawah ini mungkin membantu untuk yang ingin atau berencana travelling ke malaysia
http://travel.detik.com/100ide/read/2014/12/22/154538/2784493/1520/yuk-intip-itinerary-puas-keliling-kuala-lumpur