Kalau masih ingat dengan postingan saya di bulan September 2013 lalu yaitu tentang plagiarisme yang saya alami, nah skg saya punya cerita terbaru terkait hal ini.
Minggu lalu saya bersama adik kelas saya Yoni arl angkatan 47 yang juga sedang penelitian di kota Sungai Penuh ingin mewawancarai salah seorang narasumber. Saat saya tanya siapa nama narasumber tersebut, Yoni bilang kalau namanya pak 'B' (tidak perlu saya sebut namanya). Otomatis saya teringat dengan nama yang sudah melakukan plagiarisme terhadap karya tulis saya. saya semakin penasaran seperti apa dan siapa dia sebenarnya. Siang itu kita janjian bertemu beliau di suatu tempat (gedung). Beliau sudah cukup berumur, dari yang saya lihat mungkin sekitar 40 tahunan.
DI gedung itu kami berkenalan dan beliau sangat baik dan menerima kami. Diskusi dan tanya jawab pun dimulai.
Beliau ternyata sudah banyak menulis buku baik yang dipublikasikan secara lokal maupun nasional khususnya tentang sejarah dan budaya Kerinci. Beliau juga banyak memiliki dokumen tentang hal tersebut. Kebetulan di tempat kami mewawancarai beliau terdapat buku yang sedang tergeletak di lantai dengan judul Arsitektur Tradisional blablabla...Kerinci...saya tidak begitu ingat persisnya. Otomatis saya sangat tertarik dengan buku ini karena sangat terkait dengan penelitian saya. Buku ini adalah salah satu buku terbitan beliau tahun 2012 atau 2013 saya lupa. Alangkah kagetnya saya saat melihat di dalam bagian buku ini ada 2 penggal paragraf tulisan skripsi saya yang sama persis dengan yang beliau 'contek' dan tulis di website indonesia-heritage.net :o dan dibuku itu juga tidak ada sitasi atau nama saya di daftar pustakanya. Ternyata dia tidak hanya 'mencuri' tulisan saya untuk ditulis di website tetapi juga di buku. :/ Tidak ada yang bisa saya perbuat, mau memberi tahu juga bukunya udah terlanjur terbit. kegiatan wawancara saat itu pun sangat tidak memuaskan bagi saya dan yoni. Sedikit sedikit beliau menyuruh kami untuk membaca saja buku-bukunya. padahal banyak hal lain diluar itu yang perlu kami ketahui untuk penelitian kami. Respek saya berkurang karena kekecewaan dan ketidakpuasan hasil wawancara tadi. Alhasil setelah sekitar 2 jam kami pulang dengan tidak mendapatkan data apa-apa sama sekali. Cukup tahu saja kalau ada orang yang seperti itu yang membangga-banggakan hasil buku-bukunya dan penghargaan yang sudah didapatnya tapi di dalam bukunya ada hasil karya orang lain yang harusnya dia hargai walaupun itu hanya 2 paragraf.
Bagi saya ini adalah pelajaran untuk tidak pernah mempublikasikan hasil karya tulis di media apapun sebelum benar-benar untuk publikasi ilmiah dan selalu untuk menghargai karya tulis orang lain walaupun hanya mengambil 1 kata.
kok ngga malu yaa notabene orang berpendidikan. kalo kayak gitu kan kita jadi mikir jangan2 paragraf2 laen di dalem buku2 yg dia tulis adalah hasil plagiat dari berbagai sumber -__-
BalasHapusKok jd ane yg emosi y bro??? Tar bawa aj bukuny pas balik bogor... nti ane yg ngurusin... hrs ad tindakan bro... diam itu emas tapi berbicara pada moment yg tepat adalah permata... :/
BalasHapussaya sangat knl dg sosok yg anda sebutkan itu, saya pun pernah akan mengalami hal yg sama seperti anda, ia skrg sdh terbaring sakit. mgkin ini ujian n balasan dari allah
BalasHapus