expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 14 Maret 2014

Sepenggal cerita dari Penelitian #1

Mau cerita sedikit tentang penelitian saya yang sedang saya lakukan di Kota Sungai Penuh.
Hal-hal yang terkait dengan sejarah-budaya biasanya memang tidak terlepas dari masalah mitos, kepercayaan, dan mistis. Nah, kali ini saya mau bercerita tentang salah satu makam nenek moyang yang terdapat di permukiman rumah larik Pondok Tinggi. Makam ini adalah makam "Nenek Baju Besi" , merupakan nenek moyang salah satu larik di Pondok Tinggi. Setiap Larik atau luhah biasanya memiliki makam nenek moyangnya masing-masing di dalam larik. Tapi yang satu ini sangat berbeda, berbeda maksudnya adalah makam ini sangat keramat. Nenek Baju Besi ini dahulunya adalah seorang hulu balang. Hulu balang menurut kamus bahasa Indonesia artinya kepala laskar, pemimpin pasukan, kepala negri, atau prajurit. Menurut masyarakat setempat, roh nenek moyang mereka ini sangat "pemarah" dan sering "mengamuk" jika diganggu. Kejadian terakhir yaitu saat masyarakat mencoba memindahkan makamnya ke area dekat masjid, pada saat itu roh Nenek Baju Besi ini masuk ke dalam tubuh seseorang dan mengamuk untuk tidak dipindahkan. Ada kepercayaan juga dari masyarakat kalau kebakaran yang terjadi di rumah larik bulan Juni 2013 lalu saat berlangsung perdebatan antara pemangku adat adalah "ulah" dan peringatan dari nenek ini. Saat saya sedang mengambil data, saya dianjurkan untuk meminta ijin terlebih dahulu walaupun hanya untuk mengambil foto makamnya. Karena beberapa hari sebelumnya ada anak sekolahan yang datang mengambil foto untuk tugas sekolah tanpa ijin dan langsung kerasukan, kalau sudah kerasukan sangat susah untuk "diusir" kembali saking kuatnya roh nenek ini. Alhamdulillah waktu mengambil foto saat itu, dengan minta ijin terlebih dahulu seakan-akan saya berdialog dengan roh nenek ini tidak terjadi hal yang saya khawatirkan. Di bawah ini gambar makam Nenek Baju Besi:


Minta ijin: "Nek, mok nganggu akau, akau dek ajoing kahoi, akau cuma ndok numpang moto"
("nek, jangan ganggu aku, aku jarang kesini, aku cuma mau ngambil foto")

Sebenarnya dari dulu saya sudah diajarkan kalau pergi ke suatu tempat khususnya di Kerinci yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya  maka saya harus minta ijin seolah berbicara langsung dengan penghuni tempat tersebut. Karena tidak jarang banyak orang yang tanpa minta ijin akhirnya kesurupan, sakit, dan sebagainya. Kerinci memang dari dahulu terkenal dengan hal-hal mistis seperti ini. Banyak juga orang bilang kalau orang Kerinci itu terkenal dengan dukunnya yang kuat :p sama dengan daerah Banten kalau di Jawa. Ada cerita juga dari adik kelas yang waktu TPB di asrama suatu malam dia pernah kerasukan roh nenek moyangnya yang di Kerinci padahal si anak lagi di Bogor :o percaya gak percaya sih, tapi saat itu memang bicaranya pakai bahasa Kerinci dan susah untuk mengusir roh yang masuk pada waktu itu. Beruntung ada SR asrama waktu itu yang juga orang Kerinci menolong. Tadinya mau cerita cuma 1 paragraf ternyata jadi panjang juga,hehe..ok cukup sekian dulu cerita dari penelitian, besok-besok dilanjutkan lagi... :)

1 komentar:

  1. Sebagai keturunan kerinci, aku merasa bersalah nggak kenal tentang ini.
    Awalnya googling tentang ninek baju besi, ketemu blog ini.. thanks, :)

    BalasHapus